AneKamera - Review Kamera DSLR Nikon D5300 adalah topik yang akan kita bahas pada kesempatan kali ini. Seperti yang kita ketahui bahwasannya kamera kelas pemula menengah ini merupakan seri terbaru pada jajaran kamera tingkat pemula. Setelah semua diawali dengan hadirnya Nikon D5000 pada tahun 2009 yang lalu, kamera ini banyak mengalami pengembangan yang sangat signifikan. Nikon D5000 telah mengalami tiga kali pengembangan dengan hadirnya Nikon D5100 dan Nikon D5200 dan yang terakhir adalah Nikon D5300 yng akan kita bahas kali ini. Berikut adalah beberapa pengembangan yang ada pada Nikon D5300.

Sensor

Sensor yang diusung oleh Nikon D5300 jauh mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tiga kamera pendahulunya, sensor setinggi 24 megapixel telah terpasang pada kamera ini. Jika dibandingkan dengan kedua pendahulunya yang hanya mengusung 12 megapixel pada D5000, 16 megapixel pada  Nikon D5100. Sedangkan saudara terdekatnya D5200 sudah mengusung sensor yang sama. Yang berbeda pada kamera terbarunya ini adalah telah dihilangkannya Anti-Aliasing Filter pada sensornya, yang mana filter AA ini berfungsi untuk mengurangi efek moire. Namun dengan berkembangnya besaran sensor yang semakin tinggi efek moire sudah bisa diabaikan, justru dengan dihilangkannya filter tersebut diharapkan mampu memberikan ketajaman yang lebih baik dari gambar yang dihasilkan.

Video

Selain kemampuan menghasilkan gambar dengan ketajaman yang tinggi kamera ini juga memberikan kemampuan lain yang tak kalah menarik yaitu pada kemampuan merekan video. Perekaman video yang ada pada kamera Nikon D5300 telah ditingkatkan hingga bisa menghasilkan rekaman video 1080p pada 60 fps, ditambah lagi dengan layar LCD berukuran 3.2 inch yang berarti lebih besar dari kamera sebelumnya dengan 1.04 juta dot pixel. Dengan kemampuan yang diusung oleh Nikon D5300 maka dapat dipastikan akan mampu menarik para pengguna baik videografer maupun penggemar stills fotografer.

Daya Baterai

Hal ini juga perlu mendapat apresiasi karena daya tahan baterai juga sangat penting bagi para fotografer. Menurut keterangan yang berhasil dihimpun bahwasannya kamera ini memeiliki daya tahan baterai yang lebih lama menurut angkat yang dirilis oleh CIPA, di mana kamera ini menawarkan daya tahan baterai hingga mencapai 600 tembakan. Dengan kemampuan tersebut maka daya tahan baterai D5300 lebih lama jika dibanding dengan Nikon D5200 yang hanya mampu hingga 500 tembakan saja (tanpa menggunakan fitur Wi-Fi dan GPS)

Review Kamera DSLR Nikon D5300 Harga dan Spesifikasi Lengkap

Nah dengan berbagai keterangan singkat di atas maka Review Kamera DSLR Nikon D5300 dapat disimpulkan bahwa hasil foto lebih tajam dengan dihilangkannya filter Anti-Aliasing, selain itu perekaman video juga telah ditingkatkan hingga 1080/60p, dan daya tahan baterai lebih lama dengan 600 tembakan.

Untuk memiliki kamera ini anda harus merogoh kocek tidak terlalu dalam, karena Nikon D5300 dibanderol dengan harga Rp. 7.034.553 saja. Dan jika anda ingin melihat daftar harga kamera Nikon terbaru dan terupdate, silahkan kunjungi Daftar Harga Kamera DSLR Nikon Terbaru dan Terlengkap.

Spesifikasi Lengkap Kamera DSLR Nikon D5300

Type
Type of camera Single-lens reflex digital camera
Lens mount Nikon F mount (with AF contacts)
Effective angle of view Nikon DX format; focal length equivalent to approx. 1.5x that of lenses with FX-format angle of view
Effective pixels
Effective pixels 24.2 million
Image sensor
Image sensor 23.5 x 15.6 mm CMOS sensor
Total pixels 24.78 million
Dust-reduction system Image sensor cleaning, Image Dust Off reference data (optional Capture NX 2 software required)
Storage
Image size (pixels) 6000 x 4000 [L]
4496 x 3000 [M]
2992 x 2000 [S]
File format NEF (RAW): 12 or 14 bit, compressed
JPEG: JPEG-Baseline compliant with fine (approx. 1:4), normal (approx. 1:8), or basic (approx. 1:16) compression
NEF (RAW)+JPEG: Single photograph recorded in both NEF (RAW) and JPEG formats
Picture Control System Standard, Neutral, Vivid, Monochrome, Portrait, Landscape; selected Picture Control can be modified; storage for custom Picture Controls
Media SD (Secure Digital) and UHS-I compliant SDHC and SDXC memory cards
File system DCF (Design Rule for Camera File System) 2.0, DPOF (Digital Print Order Format), Exif (Exchangeable Image File Format for Digital Still Cameras) 2.3, PictBridge
Viewfinder
Viewfinder Eye-level pentamirror single-lens reflex viewfinder
Frame coverage Approx. 95% horizontal and 95% vertical
Magnification Approx. 0.82x (50 mm f/1.4 lens at infinity, -1.0 m-1)
Eyepoint 18 mm (-1.0 m-1; from center surface of viewfinder eyepiece lens)
Diopter adjustment -1.7 to +1.0 m-1
Focusing screen Type B BriteView Clear Matte Mark VII screen
Reflex mirror Quick return
Lens aperture Instant return, electronically controlled
Lens
Compatible lenses Autofocus is available with AF-S and AF-I lenses. Autofocus is not available with other type G and D lenses, AF lenses (IX NIKKOR and lenses for the F3AF are not supported), and AI-P lenses. Non-CPU lenses can be used in mode   M   , but the camera exposure meter will not function; the electronic rangefinder can be used with lenses that have a maximum aperture of f/5.6 or faster
Shutter
Type Electronically controlled vertical-travel focal-plane shutter
Speed 1/4000 to 30 s in steps of 1/3 or 1/2 EV, bulb, time
Flash sync speed X=1/200 s; synchronizes with shutter at 1/200 s or slower
Release
Frame advance rate Continuous low speed  Up to 3 fps
Continuous high speed Up to 5 fps (JPEG and 12-bit NEF/RAW) or 4 fps (14-bit NEF/RAW)
Note: Frame rates assume continuous-servo AF, manual or shutter priority auto exposure, a shutter speed of 1/250 s or faster, Release selected for Custom Setting a1 (AF-C priority selection), and other settings at default values
Self-timer 2 s, 5 s, 10 s, 20 s; 1 to 9 exposures
Exposure
Metering mode TTL exposure metering using 2016-pixel RGB sensor
Metering method Matrix: 3D color matrix metering II (type G, E and D lenses); color matrix metering II (other CPU lenses)
Center-weighted: Weight of 75% given to 8-mm circle in center of frame
Spot: Meters 3.5-mm circle (about 2.5% of frame) centered on selected focus point
Range Matrix or center-weighted metering: 0 to 20 EV
(ISO 100, f/1.4 lens, 20°C/68°F) Spot metering: 2 to 20 EV
Exposure meter coupling CPU
Exposure compensation Can be adjusted by -5 to +5 EV in increments of 1/3 or 1/2 EV in P, S, A and M modes
Exposure bracketing 3 shots in steps of 1/3 or 1/2 EV
ISO sensitivity ISO 100 to 12800 in steps of 1/3 EV. Can also be set to approx. 0.3, 0.7, or 1 EV
(Recommended Exposure Index) (ISO 25600 equivalent) above ISO 12800; auto ISO sensitivity control available
Active D-Lighting Auto, extra high, high, normal, low, off
ADL bracketing 2 shots
Focus
Autofocus Nikon Multi-CAM 4800DX autofocus sensor module with TTL phase detection, 39 focus points (including 9 cross-type sensor), and AF-assist illuminator (range approx. 0.5 to 3 m/1 ft 8 in. to 9 ft 10 in.)
Detection range -1 to +19 EV (ISO 100, 20°C/68°F)
Lens servo Autofocus (AF): Single-servo AF (AF-S); continuous-servo AF (AF-C); auto AF-S/AF-C selection (AF-A); predictive focus tracking activated automatically according to subject status
Manual focus (MF): Electronic rangefinder can be used
Focus point Can be selected from 39 or 11 focus points
AF-area modes Single-point AF, 9-, 21- or 39-point dynamic-area AF, 3D-tracking, auto-area AF
Flash
Guide number Approx. 12/39, 13/43 with manual flash (m/ft, ISO 100, 20°C/68°F)
Flash control TTL: i-TTL flash control using 2016-pixel RGB sensor is available with built-in flash and SB-910, SB-900, SB-800, SB-700, SB-600 or SB-400, or SB-300; i-TTL balanced fill-flash for digital SLR is used with matrix and center-weighted metering, standard i-TTL flash for digital SLR with spot metering
Flash modes Auto, auto with red-eye reduction, auto slow sync, auto slow sync with red-eye reduction, fill-flash, red-eye reduction, slow sync, slow sync with red-eye reduction, rear-curtain with slow sync, rear-curtain sync, off
Flash compensation -3 to +1 EV in increments of 1/3 or 1/2 EV
Flash-ready indicator Lights when built-in flash or optional flash unit is fully charged; flashes after flash is fired at full output
Accessory shoe ISO 518 hot-shoe with sync and data contacts and safety lock
Nikon Creative Lighting Advanced Wireless Lighting supported with SB-910, SB-900, SB-800 or SB-700 as a master flash or SU-800 as commander; Flash Color Information Communication supported with all CLS-compatible flash units
System (CLS)
Sync terminal AS-15 Sync Terminal Adapter (available separately)
White balance
White balance Auto, incandescent, fluorescent (7 types), direct sunlight, flash, cloudy, shade, preset manual, all except preset manual with fine-tuning
White balance bracketing 3 shots in steps of 1
Live View
Lens servo Autofocus (AF): Single-servo AF (AF-S); full-time servo AF (AF-F)
Manual focus (MF)
AF-area modes Face-priority AF, wide-area AF, normal-area AF, subject-tracking AF
Autofocus Contrast-detect AF anywhere in frame (camera selects focus point automatically when face-priority AF or subject-tracking AF is selected)
Automatic scene selection Available in Auto and Auto [Flash Off] modes 
Retouch menu D-Lighting, Red-eye correction, Trim, Monochrome, Filter effects, Color balance, Image overlay, NEF(RAW) processing, Resize, Quick retouch, Straighten, Distortion control, Fisheye, Color outline, Color sketch, Perspective control, Miniature effect, Selective color, Edit movie, Side-by-side comparison
Movie
Metering TTL exposure metering using main image sensor
Metering method Matrix
Frame size (pixels) and frame rate 1920 x 1080; 60p (progressive)/50p/30p/25p/24p, ★high/normal
1280 x 720; 60p/50p, ★high/normal
640 x 424; 30p/25p, ★high/normal
Frame rates of 30p (actual frame rate 29.97 fps) and 60p (actual frame rate 59.94 fps) are available when NTSC is selected for video mode; 25p and 50p are available when PAL is selected for video mode; actual frame rate when 24p is selected is 23.976 fps
File format MOV
Video compression H.264/MPEG-4 Advanced Video Coding
Audio recording format Linear PCM
Audio recording device Built-in or external stereo microphone; sensitivity adjustable
Maximum length 29 min. 59 s (20 min. in 1920 x 1080; 60p/50p, 3 min. in miniature mode)
ISO sensitivity ISO 100 to 12800; can also be set to approx. 0.3, 0.7, or 1 EV (ISO 25600 equivalent) above ISO 12800
Monitor
Monitor 8.1-cm/3.2-in.(3:2), approx. 1037k-dot (720 x 480 x 3 = 1,036,800 dots), vari-angle TFT monitor with 170° viewing angle, approx. 100% frame coverage, and brightness adjustment
Playback
Playback Full-frame and thumbnail (4, 12, or 80 images or calendar) playback with playback zoom, movie playback, photo and/or movie slide shows, histogram display, highlights, auto image rotation picture rating, and image comment (up to 36 characters)
Interface
USB Hi-Speed USB
Video output NTSC, PAL
HDMI output Type C mini-pin HDMI connector
Accessory terminal Wireless remote controllers: WR-1, WR-R10 (available separately)
Remote cord: MC-DC2 (available separately)
GPS units: GP-1/GP-1A (available separately)
Audio input Stereo mini-pin jack (3.5-mm diameter); supports optional ME-1 Stereo Microphone
Wireless
Standards IEEE 802.11b, IEEE 802.11g
Communications protocols IEEE 802.11b: DSSS/CCK
IEEE 802.11g: OFDM
Operating frequency 2412 to 2462 MHz (channels 1 to 11)
Range (line of sight) Approximately 30 m/98 ft (assumes no interference; range may vary with signal strength and presence or absence of obstacles)
Data rate 54 Mbps; maximum logical data rates according to IEEE standard; Actual rates may differ
Security Authentication: Open system, WPA2-PSK
Encryption: AES
Wireless setup Supports WPS
Access protocols Infrastructure
Location data
Receiving frequency 1575.42 MHz (C/A code)
Geodesics WGS84
Supported languages
Supported languages Arabic, Bengali, Chinese (Simplified and Traditional), Czech, Danish, Dutch, English, Finnish, French, German, Greek, Hindi, Hungarian, Indonesian, Italian, Japanese, Korean, Norwegian, Persian, Polish, Portuguese (Portugal and Brazil), Romanian, Russian, Spanish, Swedish, Tamil, Thai, Turkish, Ukrainian, Vietnamese
Power source
Battery One EN-EL14a Rechargeable Li-ion Battery
AC adapter EH-5b AC Adapter; requires EP-5A Power Connector (available separately)
Tripod socket
Tripod socket 1/4 in. (ISO 1222)
Dimensions/weight
Dimensions (W x H x D) Approx. 125 x 98 x 76 mm (49.2 x 3.9 x 3 in.)
Weight Approx. 530 g/1 lb 2.7 oz with battery and memory card but without body cap; approx. 480 g/1 lb 0.9 oz (camera body only)
Operating environment
Temperature 0 to 40°C/32 to 104°F
Humidity 85% or less (no condensation)
Accessories
Supplied accessories (may differ by country or area) EN-EL14a Rechargeable Li-ion Battery, MH-24 Battery Charger, DK-5 Eyepiece Cap, DK-25 Rubber Eyecup, UC-E17 USB Cable, EG-CP16 Audio Video Cable, AN-DC3 Camera Strap, BF-1B Body Cap, BS-1 Accessory Shoe Cover, ViewNX 2 CD-ROM
 








oleh AneKamera - Jarang sekali kita membahas brand kamera semacam Fujifilm yang memang tidak terlalu banyak hadir variannya di pasaran. Namun meskipun begitu merk dagang dalam dunia imaging ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Beberapa tahun yang lalu siapa yang tidak mengenal Fujifilm yang sudah berpengalaman selama 80 tahun dalam dunia fotografi, kamera dengan pengguna terbesar hingga saat ini masih mampu menunjukkan taringnya di antara gempuran para kompetitiornya. Nah kali ini kami akan mencoba membahas mengenai review kamera Fujifilm X-Pro2 yang di dalam jajaran kamera Fujifilm masuk ke dalam jajaran kamera mirrorless X Series. Kamera ini serasa unik saat anda gunakan, sebab anda serasa memegang kamera dari generasi jaman dahulu atau jadul.

Fujifilm X-Pro2 memang sengaja di desain dengan body retro setidaknya untuk mengenang kejayaan masa lalu. Namun di balik desain retro dan jadul tersebut, kamera ini menyimpan teknologi dan fitur yang sangat canggih. Kecanggihan yang diusung oleh Fujifilm X-Pro2 bahkan mampu bersaing dengan kamera digital masa kini atau kamera pendatang baru. Ingat kamera ini pernah menjadi raja nya kamera di Indonesia pada beberapa tahun yang lalu dari sekarang, bahkan kamera ini memiliki pengalaman selama 80 tahun dalam dunia fotografi film, maka tak heran jika kamera ini bisa jadi menjadi kamera yang mampu merebut hati pengguna yang ada pada saat ini.

X-Pro2 merupakan salah satu kamera dari empat kamera yang hadir bagi para pecinta setianya di tahun 2016 ini. Kamera dengan berbagai fitur dan teknologi baru nan canggih dan serbaguna akan menjadi kamera yang tak akan kalah dari para kompetitor pendatang baru. Hanya dilihat dari desain retronya saja sudah mampu membangkitkan antusias, apalagi jika melihat berbagai kekuatan yang di usungnya. Nah untuk lebih jelasnya mengenai kamera Fujifilm X-Pro2 ini mari kita simak penjelasan singkat yang berikut ini.

Sensor X-Trans CMOS III

Mengusung sensor hasil pengembangan terbaru yaitu sensor X-Trans CMOS III APS-C setinggi 24.3 Megapixel cukup membanggakan. Sensor yang digunakan pada kamera ini merupakan sensor dengan pixel tertinggi dari semua kamera X-series yang ada. Sensor canggih ini dikombinasikan dengan lensa XF, memberikan gambar dengan resolusi yang dirasakan jauh lebih besar dari jumlah pixel yang digunakan. Selain itu phase detection pixel telah diposisikan di atas area yang lebih besar untuk kinerja AF yang lebih cepat dan deteksi fase yang lebih tepat. Kinerja sensitivitas ISO tinggi juga telah ditingkatkan ke titik di mana seluruh sensitivitas sekarang bisa digunakan secara yakin hingga pada tingkat maksimum ISO 12800 (output sensitivitas bisa diperpanjang hingga 51200).

X Processor Pro

Juga merupakan hasil pengembangan terbaru, sebuah mesin pengolahan gambar yang kemudian disebut sebagai X-Processor Pro. Sangat jauh meninggalkan mesin pengolahan dari kamera mirrorless sebelumnya Fujifilm X-T1 IR yang masih menggunakan EXR Processor II. Fujifilm X-Pro2 dengan X-Processor Pro sekarang memiliki kecepatan 4x lebih cepat dari model konvensional. Hal ini sekaligus mampu memaksimalkan sensor X-Trans CMOS III untuk memastikan sensor tersebut memberikan kualitas gambar tertinggi dengan waktu respon yang super cepat.

Lebih lanjut lagi, berkat teknologi membaca kecepatan tinggi dari sensor, kecepatan tampilan EVF konvensional yang sebelumnya 54fps telah ditingkatkan menjadi 85fps (dalam mode High Performance). Hal ini secara substansial mampu mengurangi fenomena gambar delay ketika pelacakan subjek yang bergerak. Blackout setelah rilis juga telah berkurang sekitar setengah dan kompresi RAW juga telah didukung, dengan demikian meningkatkan kemudahan dalam penanganan data RAW tersebut. Fujifilm X-Pro2 juga memiliki CPU baru untuk memproses dalam kecepatan tinggi, juga memori buffer telah ditingkatkan untuk resepon lebih cepat.

Advanced Hybrid Multi Viewfinder

Fotografer handal sangat suka melihat subjek dari jendela bidik (viewfinder) untuk mengambil foto, itulah alasan mengapa model X-series telah menggunakan finder dari awal. Menggabungkan keunggulan dari OVF dan EVF, Fujifilm telah disempurnakan dengan hadirnya Advanced Hybrid Multi Viewfinder dengan tiga pilihan tampilan yang menarik. Kini pengguna dapat kembali ke akar fotografi dengan viewfinder canggih yang pernah ada di dunia. Dengan kecanggihan dari Hybrid Multi Viewfinder memungkinkan pengguna untuk beralih antara pilihan optikal maupun elektronik melalui tuas tunggal. Fitur rangefinder baru bisa dipilih dengan cara yang sama.

Electronic Rangefinder

Electronic Rangfinder (ERF) secara bersamaan menampilkan jendela EVF kecil pada viewfinder optik. Hal ini dapat ditampilkan dalam tiga cara yang berbeda, yaitu : 100% field of view, 2.5x pembesaran dan 6x pembesaran. Dengan kelebihan ini memungkinkan pengguna untuk memeriksa fokus, sudut pandang, exposure dan white balance secara real time, bahkan ketikan mengambil foto melalui OVF. Hal serupa juga bisa digunakan dengan MF Assist, MF yang tepat sangat mungkin dalam OVF mode.

Diopter Adjustment

Sistem viewfinder optik canggih semakin tampak nyata dalam kamera Fujifilm X-Pro2 terbaru. Desain jendela bidik optikal kini telah diperbaiki, memindahkan titik mata dari 14mm pada model sebelumnya menjadi 16mm. Sebuah tombol diopter koreksi juga disertakan, hal ini membuat jendela bidik akan semakin nyaman untuk digunakan.

Sistem fokus menggabungkan kecepatan dan akurasi AF dengan MF sederhana

Menonjolkan sbjek dari foto yang diambil. Untuk para fotografer, fokus merupakan pekerjaan yang sangat penting. Meskipun saat ini autofokus bereaksi lebih cepat daripada mata manusia, daya tarik dan tingkat kepercayaan pada manual fokus tidak pernah akan hilang karena memberi tantangan tersendiri kepada para fotografer. Operasi cincin manual fokus untuk memilih elemen tertentu dalam bingkai seringkali sangat penting, sedangkan kecepatan tidak selalu menjadi segalanya bagi seorang fotografer handal.

Review Harga Kamera Fujifilm X-Pro2 dan Spesifikasi

Fokus Lever

Fokus Lever memungkinkan pengguna untuk langsung mengubah area fokus. Berada di bagian belakang body kamera fokus lever dapat dipindahkan layaknya joystick di delapan arah untuk segera memindahkan area fokus. Dan sekarang, perubahan area fokus yang cepat bisa dilakukan, bahkan pada saat menyusun gambar. Hal ini tidak hanya tersedia untuk memindahkan titik autofokus selama mode AF, tetapi juga bisa digunakan selama mode MF untuk segera memindahkan area tampilan diperbesar bila menggunakan MF Assist.

Phase Detection area AF diperluas 7x7


Jumlah titik fokus yang dipilih telah diperluas dari 49 pada model kamera sebelumnya menjadi 77. Hal ini menjadi sekitar 40% dari luas pencitraan sekarang tercakup dengan cepat, fase deteksi AF pixel presisi, yang artinya kecepatan fokus saat memotret subjek yangbergerak telah meningkat secara dramatis.

Desain body memaksimalkan kepraktisan

Tidak ada satupun fotografer ingin melepas mata mereka dari jendela bidik dengan alasan takut kehilangan momen yang sempurna. Dengan dasar alasan tersebut, aspek desain utama telah terkonsentrasi pada sisi bagian kanan kamera. Pengaturan exposure utama yang tersedia pada dial untuk kontrol ujung jari secara cepat. Perubahan juga dapat dibuat saat kamera dimatikan, sehingga pengguna akan selalu siap untuk kesempatan foto berikutnya. Berkat kesederhanaan kamera Fujifilm X-Pro2, pengguna akan dengan mudah menciptakan karya yang menakjubkan.

kompensasi eksposure


Kompensasi eksposur begitu sering digunakan, kini kompensasi eksposur telah dibuat menjadi dual-purpose dial. Kompensasi up ± 3 stop di 1/3 langkah menjadi sangat mungkin bahkan dengan kamera yang sedang digunakan untuk membidik melalui jendela bidik, ini berkat dial bentuk knurled (menonjol). Tetapi jika posisi C dipilih, kompesasi hingga ± 5 stop mungkin menggunakan perintah dial bagian depan.

Dual-Fungsi ISO Dial

Kecepatan rana dan ISO kini telah digabungkan menjadi satu dial, yang tentunya akan mengingatkan pada penemuan pada kamera model film sebelumnya. Mengubah ISO dilakukan dengan mengangkat bagian terluar dari dial. Sekarang semua pengaturan exposure dapat dilakukan dengan cara mudah dan cepat.

Perintah dial depan untuk penanganan lebih nyaman


Fujifilm X-Pro2 memiliki perintah dial baru dibagian depan. Hal ini digunakan untuk mengatur kecepatan rana menengah yang tidak tersedia pada shutter speed dial pada saat pengambilan gambar manual atau Shutter Speed Priority Mode. Ini juga digunakan untuk menggeser kombinasi eksposur terprogram saat pengambilan gambar dalam mode program.

Body Magnesium

Dilapisi dengan cat semi gloss yang sama dengan X-Pro1, body mewah model ini terbuat dari magnesium alloy yang sangat kuat dan kokoh, selain itu bahan ini akan terasa nyaman, solid dan handal dalam pegangan tangan. Tombol dial terbuat dari aluminium dan dioperasikan dengan klik yang meyakinkan. Selain itu, Fujifilm X-Pro2 memiliki banyak prasyarat dari sebuah kamera profesional, termasuk tahan terhadap debu, tahan air dan kemampuan untuk bekerja pada suhu rendah, smua berkat 61 segel cuaca disekitar body. Dengan demikian pengguna dapat menembak gambar dengan penuh keyakinan tanpa takut dengan cuaca ekstrim.

1/8000 sec. Shutter Speed

Kamera baru Fujifilm ini telah dilengkapi dengan focal plane shutter yang membanggakan, dengan daya tahan 150.000 tembakan, kecepatan maksimum 1/8000 detik dan kecepatan sync flash 1/250 detik. Selanjutnya, kamera ini juga mencakup shutter elektronik dengan operasi benar-benar diam dan kecepatan maksimum 1/32000 detik, yang memungkinkan pengguna untuk memilih apertur maksimum bahkan dalam kondisi terang.

Movie Shooting

Frame rate bisa dipilih dari 60fps, 30fps, 35fps dan 24fps untuk film Full HD dan jua mendukung format film di seluruh dunia. Ha ini juga memungkinkan untuk mengubah pengaturan aperture, shutter speed, dan kompensasi eksposure saat pemotretan film. Sama seperti pada gambar diam, program, aperture priority, shutter priority dan mode manual dapat dipilih, juga mode simulasi film. Berbagai ekspresi dapat dinikmati seperti gaya dokumenter dengan Classic Chrome.

Aplikasi dan Konektivitas

Memanfaatkan dedikasi aplikasi baru 'Fujifilm Camera Remote', pengguna bisa melakukan fokus dan trigger release kamera menggunakan smartphone atau tablet. Aplikasi ini tidak hanya memungkinkan pengguna menyesuaikan fokus, tetapi juga bisa untuk mengontrol pengaturan seperti kecepatan rana, aperture, kompensasi exposure, dan sensitivitas ISO. Bahkan pengguna dapat menerapkan pengaturan lainnya seperti simulasi film, self timer dan flash, sementara sentuhan AF memungkinkan pengguna fokus dari ponsel atau tablet.

Fungsi lain dari 'Fujifilm Camera Remote' adalah untuk mentranfer secara nirkabel dengan cara mudah dari kamera ke smartphone atau tablet. Tanpa harus memasukkan ID atau password. Hanya dengan sentuhan tombol, pengguna bisa mentransfer gambar berkualitas tinggi ke ponsel atau tablet untuk siap di upload ke blog atau situs jejaring sosian favorit pengguna.

Konektivitas lain yang juga bisa digunakan dengan mudah dan sederhana adalah mentransfer secara otomatis dan menyimpan foto pada PC melalui Wi-Fi. Hanya dengan menghidupkan PC dan pilih PC AutoSave dari menu kamera untuk mentransfer dan menyimpan secara nirkable foto dan film ke PC di rumah.

Kamera ini sudah hadir di Indonesia dengan harga yang lumayan agak tinggi, mengingat berbagai pengembangan baru yang menempel pada kamera keren ini. Meski dibalut dengan body mungil namun harga tak semungil body kamera tersebut. Harga yang berlaku di Indonesia berada pada kisaran 23 jutaan. Siap untuk dunia fotografi modern? Segera siapkan kocek untuk kamera keren ini.

Spesifikasi Fujifilm X-Pro2

Model Name FUJIFILM X-Pro2
Number of effective pixels 24.3 millions pixels
Image sensor 23.6mm x 15.6mm(APS-C)X-Trans CMOS III with primary color filter.
Sensor Cleaning system
Ultra Sonic Vibration
Storage media SD memory card(up to 2GB) / SDHC memory card(up to 32GB) / SDXC memory card( to 256GB)
UHS-I/UHS-II(Only Slot 1)
File format Still image
JPEG (Exif Ver.2.3), RAW : 14bit RAW(RAF original format), RAW+JPEG (Design rule for Camera File system compliant / DPOF-compatible)
Movie
Movie File Format: MOD
Movie Video Compression: MPEG-4 AVC / H.264
Audio: Linear PCM/ Stereo sound 48KHz sampling
Number of recorded pixels L: (3:2) 6000 x 4000 / (16:9) 6000 x 3376 / (1:1) 4000 x 4000
M: (3:2) 4240 x 2832 / (16:9) 4240 x 2384 / (1:1) 2832 x 2832
S: (3:2) 3008 x 2000 / (16:9) 3008 x 1688 / (1:1) 2000 x 2000
Lens mount FUJIFILM X mount
Sensitivity AUTO1 / AUTO2 / AUTO3(up to ISO12800) / ISO200 to 12800(1/3 step)(Standard Output Sensitivity)
Extended output sensitivity : ISO100 / 25600 / 51200
Exposure control TTL 256-zone metering, Multi / Spot / Average / Center Weighted
Exposure mode P(Program AE) / A(Aperture Priority AE) / S(Shutter Speed Priority AE) / M(Manual Exposure)
Exposure compensation -5.0EV - +5.0EV, 1/3EV step
(movie recording : -2.0EV - +2.0EV)
Image Stabilizer Supported with OIS type lenses
Shutter speed Mechanical Shutter
4 sec. to 1/8000 sec.(P mode), 30 sec. to 1/8000 sec.(All modes)
Bulb mode(up to 60 min), TIME : 30 sec. to 1/8000 sec.
Electronic Shutter
1 sec. to 1/32000 sec.(P / A / S / M modes)
Bulb mode : 1 sec. fixed, TIME : 1 sec to 1/32000sec
Mechanical + Electronic Shutter
4 sec. to 1/32000 sec.(P mode), 30 sec. to 1/32000 sec.(All modes)
Bulb mode(up to 60 min), TIME : 30 sec. to 1/32000 sec.
Synchronized shutter speed for flash
1/250 sec. or slower
Continuous shooting Approx. 8.0 fps(JPEG : 83 frames Lossless compression RAW : 33 frames Uncompressed RAW : 27 frames)
Approx 3.0 fps(JPEG : endless Lossless Compression RAW : endless Uncompressed RAW : 36 frames)
* recordable frames depends on recording media
* Speed of continuous shooting depends on shooting environment and shooting frames
Auto bracketing AE Bracketing(±2EV / ±5/3EV / ±4/3EV / ±1EV / ±2/3EV / ±1/3EV)
Film simulation bracketing(Any 3 types of film simulation selectable)
Dynamic Range Bracketing (100% · 200% · 400%)
ISO sensitivity Bracketing (±1/3EV / ±2/3EV / ±1EV)
White Balance Bracketing (±1 / ±2 / ±3)
Focus mode
Single AF / Continuous AF / MF
type
Intelligent Hybrid AF (TTL contrast AF / TTL phase detection AF)
AF frame selection
Single point AF : EVF / LCD / OVF : 11x7/21x13(Changeable size of AF frame among 5 types),
Zone AF : 3x3 / 5x5 / 7x7 from 77 areas on 11x 7 grid,
Wide / Tracking AF : (up to 18 area) 
* AF-S : Wide
* AF-C : Tracking
White balance Automatic Scene recognition /
Custom1 to 3 / Color temperature selection(2500K - 10000K) /
Preset : Fine, Shade, Fluorescent light (Daylight), Fluorescent light (Warm White), Fluorescent light (Cool White), Incandescent light, Underwater
Self-timer 10 sec. / 2 sec. Delay
Interval timer shooting Yes (Setting : Interval, Number of shots, Startinng time)
Flash modes Red-eye removal OFF
Auto / Forced Flash / Slow Synchro / Suppressed Flash / Rear-curtain Synchro / Commander
Red-eye removal ON
Red-eye Reduction Auto / Red-eye Reduction & Forced Flash / Red-eye Reduction & Slow Synchro / Suppressed Flash / Red-eye Reduction & Rear-curtain Synchro / Commander
* Red-eye removal is active when Face Detection is set to ON.
Hot shoe Yes (Dedicated TTL Flash compatible)
Viewfinder OVF
Reverse Galilean viewfinder with electronic bright frame display
Coverage of frame area v.s. capturing area: approx.92% Magnifications approx x0.36 / x0.60
EVF
0.48-in TFT color viewfinder Approx 2.36 millions dots(4:3) Coverage of viewing area vs. capturing area : approx. 100%
Eyepoint : approx 16mm(from the rear end of the camera's eyepiece) Diopter adjustment : -4 to +2m-1
Magnification : 0.59x with 50 mm lens (35mm equivalent) at infinity and diopter set to -1.0m-1
Diagonal angle of view : approx 29.1°(Horizontal angle of view : approx 24.4°)
Built-in eye sensor
LCD monitor 3.0-inch, aspect ratio 3:2, approx 1.62 millions dots
Movie recording Full HD 1920x1080 60p / 50p / 30p / 25p / 24p up to 14 min.
HD 1280x720 60p / 50p / 30p / 25p / 24p up to 28 min
* Use a card with SD Speed Clas
Film Simulation mode 15 modes (PROVIA / Standard, Velvia / Vivid, ASTIA / Soft, CLASSIC CHROME, PRO Neg.Hi, PRO Neg.Std, Black& White, Black& White+Ye Filter, Black& White+R Filter, Black& White+GFilter, Sepia, ACROS, ACROS+Ye Filter, ACROS+R Filter, ACROS+G Filter)
Dynamic range setting AUTO, 100%, 200%, 400%
ISO restriction(DR100% : No limit, DR200% : ISO400 or more, DR400% : ISO800 ore more )
Advanced filter Toy camera / Miniature / Pop color / High-key / Low-key / Dynamic tone / Soft focus / Partial color (Red / Orange / Yellow / Green / Blue / Purple)
Wireless transmitter Standard
IEEE 802.11b / g / n (standard wireless protocol)
Encryption
WEP / WPA / WPA2 mixed mode
Access mode
Infrastructure
Wireless function Geotagging, Wireless communication (Image transfer), View & Obtain Images, Remote camera shooting, PC Autosave, instax printer print
Other functions Exif Print, PRINT Image Matching II, Language(35 languages including JP / EN), Time difference, exposure preview on LCD during Manual mode, EVF brightness, EVF color, LCD brightness, LCD color, Mode effect on monitor, Customize
Terminal Digital interface
USB 2.0 High-Speed / Micro USB
* connectable with Remote Release RR-90 (sold separately)
HDMI output
HDMI micro connector (Type D)
Others
Microphone / shutter release input: ø2.5mm, stereo mini connector
Hot shoe, Syncronized terminal *Mechanical release S1 button
Power supply NP-W126 Li-ion battery (included)
Dimensions 140.5mm (W) x 82.8mm (H) x 45.9mm (D) / 5.5in. (W) x 3.3in. (H) x 1.8in. (D)
(Minimum depth: 34.8mm / 1.4 in.)
Weight Approx. 495g / 15.7 oz. (including battery and memory card)
Approx. 445g / 17.5 oz. (excluding accessories, battery and memory card)
Operating Temperature -10°C - 40°C / +32°F - +104°F
Operating Humidity 10 - 80% (no condensation)
Battery life for still images Approx. 250 / 350 frames (EVF / OVF, When XF35mmF1.4 R is set)
Battery life for movies*4 single consecutive movie: approx. 110 min. (Face detection is set to OFF)
Starting up period Approx 0.4sec.
* Fujifilm research
Accessories included Li-ion battery NP-W126
Battery Charger BC-W126
Shoulder strap
Body cap
Strap clip
Protective cover
Clip attaching tool
Owner's manual
Warranty+D66

Pengen tahu notebook gaming terlaris selama tahun  ini. Minimal sampai Bulan Mei 2015 kemarin. Berikut saya rangkum beberapa seri notebook dari berbagai pabrikan yang menuai sukses selama beredar di etalase toko komputer online maupun offline.


10. Lenovo Y510P



Mengapa bukan seri terbarunya, Lenovo Y50? Usut punya usut, banyak user terpesona dengan tawaran dual graphic (SLI) yang ditawarakan Lenovo Y510p. Walau dari sisi design si Lenovo Y510p kalah jauh dengan successor-nya, tapi hingga saat ini, notebook yang di rilis 1,5 tahun lalu ini masih banyak di buru. Sayangnya, banyak yang kecewa dengan kualitas layar LCD-nya yang masih mengadopsi teknologi TN.

09. Xenom Pegasus

Seri paling terjangkau dari jajaran notebook Xenom, si vendor gaming notebook Indonesia ini banyak menyedot perhatian lantaran hingga saat ini, seri Xenom Pegasus adalah satu-satunya yang bisa menawarkan opsi custom paling bawah. Maksudnya? Ya, Hanya di Xenom Pegasus anda bisa menemukan kombinasi notebook gaming starting dari core i3. Alhasil, budget awal bisa di tekan. Tapi jangan khawatir, karena anda bisa upgrade CPUnya kapanpun karena ia menggunakan processor jenis PGA dengan socket, bukan BGA yang di tanam.

08. MSI GE62-2QE




Awalnya MSI GE60 series, setelah refresh design dengan tapilan yang totaly new, juga upgrade ke platform maxwell untuk GPU, namanya di ubah jadi GE62 series. Selain "jasad" nya yang sekarang lebih keren dibanding GE60 series, plus dual fan cooling system, banderolnya pun tergolong worth to buy sekaleee. Terutama jika kita lihat tawaran GTX965M-nya.

07. ASUS X450JN


Seri ini masuk ke seri mainstream sebenarnya, kombinasi yang unik dengan design barebone yang tergolong slim tapi membekal CPU non-ULV. Dipadu dengan Geforce GT840M 2GB GDDR3, jadilah ASUS X450JN ini diburu banyak penggunan yang sejak awal menjatuhkan pilihan pada notebook berlayar 14-inch. Apalagi saat rilis, banderolnya tak menyentuh 10 juta rupiah.


06. HP Pavilion 14 V200TX Series



Seri ini digadang-gadang sebagai penjegal A series Asus yang saat ini bermain nyaris sendirian. Dengan beberapa kelebihan terutama seri CPU yang lebih baru, juga kualitas panel lcd yang lebih baik, HP Pavilion 14 terbaru ini cukup berhasil menggerogoti pasar A series Asus.

05. Alienware 13 2015 Edition


Design baru dan diklaim sebagai seri tertipis dari seluruh keluarga Alienware gaming notebook, menjadikan Alieware 13 2015 diburu bukan hanya oleh para penggemarnya, namun juga oleh para enthusiast yang mengidolakan layar 13-inch. Tambahan fitur Alienware Graphic Amplifier yang mampu membuat ia bekerja sama dengan eksternal desktop GPU, menambah nilai jual si baby alienware ini.

04. Dell Inspiron 7447 Pandora




Satu lagi seri 14-inch yang laris manis di pasaran adalah Dell Inspiron 7447 atau yang dikenal dengal Dell Pandora. Menawarkan kombinasi Core i7 HQ series dan GEforce GTX850M, Dell Pandora tampil sebagai alternatif terjangkau bagi pecinta produk Alienware by Dell. Designnya mendapat tetesan dari ALienware 14 seri lama, menajdikannya tampak maskulin untuk ukuran notebook gaming 12 jutaan kala itu. Sayangnya, anda harus puas dengan lcd panel yang masih HD plus keyboard belum ada backlit.

03. All New Xenom Shiva


Gebrakan Xenom di awal 2015 adalah meluncurkan seri All New Xenom yang salah satunya adalah All New Xenom Shiva. Seri kedua di atas Xenom Pegasus yang berubah wujud jauh lebih slim dengan balutan full almunium. Untuk gaming notebook dengan Kombinasi core i7 plus Geforce GTX960M 2GB GDDR5, harga All New Xenom Pegasus masih yang paling terjangkau hingga tulisan ini di turunkan. Warna hitam menggantikan warna gun metal yang jadi ciri khas produk-produk Xenom sebelumnya, dan ini juga termasuk sales poin yang baik. Sayangnya, permukaannya yang silky, mudah meninggalkan sidik jari si pengguna.

02. ASUS ROG GL552JX


Seri baru dari ASUS ROG GL500 series ini sudah diupgrade dengan CPU dan GPU baru, core i7 4720HQ plus Geforce GTX950M 4GB GDDR3. Tak akan ada yang tak tertarik saat mengetahui harganya hanya 12,2 juta untuk sebuah Notebook ROG. Konsekwensi utama, anda disuguhi dengan material barebone full plastic dan layar TN series yang kacau kualitasnya beresolusi HD (13366x768). Selebihnya, anda bisa upgrade sendiri kapasitas RAM dan storage mengingat maintenece door pada ASUS ROG GL552JX ini tidak disegel.

01. ASUS A455LN




A series ASUS dengan paduan CPU Intel ULV plus Geforce GT 64-bit ini dipercaya merupakan solusi paling ekonomis antara pilihan gaming dan produktifitas. Successor dari ASUS A451LB dan ASUS A451LN ini sayangnya hanya menyediakan 1 slot RAM untuk pengguna menambah performa memory. Dan tak seperti kakak tertuanya, Asus A46CB, seri ini pun tak lagi dibekali mini-PCI slot untuk keperluan upgrade storage.
Bahan almunium pada LID cover menjadikannya tampil elegan. Dengan range harga 6 hingga 7,5 juta rupiah, jadilah ASUS A455LN ini terjual hampir 7 hingga 8 unit per minggu dari satu toko saja.

Note: Untuk spesifikasi, kamu bisa klik hyperlink pada masing-masing title notebook ya ;)


Melihat dari tagline yang digadangnya yakni Power and Style On The Go, Asus FX553VD ini tetap belum di bait sebagai sebuah device gaming oleh Asus. Sekalipun ia sudah dibekali dua komponen utama yang umumnya digunakan vendor lain untuk membait produk mereka sebagai device gaming. Asus FX550VD awalnya saya kira merupakan refresh untuk line-up X550 series yang sebelumnya menawarkan performa Geforce GTX 950M. Tapi ternyata, kenyataannya berbeda dari yang saya perkirakan.




Spesifikasi dan Harga ASUS FX553VD DM001

Display : 15.6" (16:9) LED backlit FHD (1920x1080) 60Hz Anti-Glare Panel with 72% NTSC with 178˚ wide-viewing angle display
Processor : Intel® Core™ i7-7700HQ Processor 2.6 GHz (6M Cache, up to 3.5 GHz)
Memory : 8GB DDR4 RAM
Hard Drive : 1TB HDD 7200 RPM
Graphics : NVIDIA GeForce GTX 1050 2GB GDDR5 VRAM
Optical Drive : 8 x DVD Super Multi-Dual
Operating System : non OS
Camera : HD Web Camera
Networking : Wi-Fi
   Integrated 802.11b/g/n
Slots/Interface :
                   1 x USB 3.1 TYPE C port(s)
                   2 x USB 3.0 port(s)
                   1 x USB 2.0 port(s)
                   1 x RJ45 LAN Jack for LAN insert
                   1 x HDMI
Battery : 4 Cells 48 Whrs Battery
Power Adapter : Plug Type :ø5.5 (mm)
                        Output :
                        19 V DC, 6.32 A, 120 W
System Dimensions : 383 x 255 x 30 mm (WxDxH)
Weight : 2.5 kg
Warranty : 2 Year Asus Warranty
Bonus : ROG Backpack

Dua komponen utama yang saya maksud di atas adalah Intel core i7 7700HQ dan Nvidia Geforce GTX 1050 2GB GDDR5.  Dengan processor berarsitektur Intel Kaby Lake dan Nvidia Pascal terbaru ini, Asus FX550VD diprediksi punya performa Gaming yang bisa di andalkan. Jika anda lihat posisi performa Geforce GTX 1050, seperti di jelaskan di video ini, performanya ada di antara Geforce GTX 960M dan Geforce GTX 970M. Dengan fakta tersebut, ia dipastikan mampu memberikan pengalaman gaming 1080p di banyak judul game triple-A. Adapun spesifikasi lain seperti RAM, storage dan Layar untungnya sudah diperbaiki.

Anda akan temukan dua slot RAM, HDD dengan speed 7200rpm dan layar dengan resolusi 1080p yang tidak ditawarkan Asus X550VX. Kecuali kapasitas battery sebesar 44Whr yang masih sama sama dengan Asus X550VX, bahkan seri ROG GL.

Desain, Handling, dan Build Quality



Yang membuat perkiraan saya salah adalah, saat meneliti dari struktur barebone-nya. Asus FX553VD ini ternyata menggunakan basis chassis yang sama dengan Asus ROG Strix GL553VW. Hanya dengan warna dan finishing berbeda pada seluruh permukaan chassis. Pada LCD cover bagian depan, desainnya benar-benar baru, tidak polos seperti X series, tidak membentuk setengah trapesium seperti GL552 series, apalagi mendapat logo ROG dan hiasan vertikal line seperti ROG Strix. Keseluruhan juga menggunakan bahan plastik seperti X series. Juga di bagian workstation hingga botoom cover, semuanya plastik. Anda juga masih akan mendapatkan cover LCD berongga yang "mleyot" saat di tekan. Untungnya, kekuatan engsel sudah cukup solid.


Terkait workstation, jika diperhatikan, desainnya mendapat sentuhan ROG strix dengan hadirnya rajah garis menyiku di kiri kanan. Keyboard juga menggunakan papan keyboard yang sama dengan ROG Strix GL553VW, hanya berbeda pada lining di TUTs WASD yang pada Asus FX553VD ini diberi warna putih. Dimensi dan bobot juga sama, termasuk bagian bottom cover yang punya tekstur sand doff untuk meningkatkan grip saat di pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Port, Konektifitas dan Upgrade Option



Untuk jajaran port dan konektifitas, Asus FX553VD ini saya bilang pas-pas an banget. Tak ada USB 3.1 type C apalagi Mini DisplayPort. Yang juga terlihat sedikit mengganggu adalah bagian dalam port USB 3.1-nya tidak dibedakan dengan warna biru layaknya standar laptop lain, Melainkan dibiarkan hitam. Jika tidak memperhatikan logo yang di rajah pada ujung atas port, sama sekali tidak mempresentasikan ia memiliki koneksi USB 3.0. DI sisi depan, SD Card reader di pindahkan ke tengah persis di bawah LED indikator dan touchpad. Sebab bagian pinggir kiri kanan di gunakan sebagai lubang keluar speaker. Untuk koneksi wireless, anda juga harus puas dengan WiFi b/g/n plus bluetooth 4.0.

Nah menyambung hal terkait spesifikasi, untuk poin upgrade option, Asus FX553VD juga mendapat benefit yang sama dengan ROG GL553VW. Dua slot RAM nya bisa anda maksimalkan hingga 32GB. Sedangkan slot M.2 yang masih kosong, bisa anda pasangakan SSD M.2 ukuran 2280. Ingat, 2280 only. Untuk dukungan PCIe atau belum, kemungkinan besar, slot M.2 pada Asus FX553VD ini sudah mendukung SSD PCIe. Keren lah untuk urusan upgrade option.

Performa dan Temperatur

Data kongkrit pengujian langsung memang belum saya dapatkan. Tapi melihat spesifikasi dan struktur barebone yang mirip sekali dengan Asus ROG GL553VD yang video reviewnya akan segera di rilis pemmzchannel, bisa dipastikan performa dan temperatur kerjanya sama persis. So, tunggu video review Asus ROG GL553VD by pemmzchannel beberapa hari kedepan.

Kesimpulan

Sudah bisa di pastikan, Asus FX553VD adalah solusi terjangkau untuk anda yang tak terlalu perduli dengan tidak hadirnya logo ROG. Spesifikasi dan performa sama, hanya saja dengan material yang sudah di sesuaikan. Jadi, untuk anda yang sedang mencari solusi laptop dan perduli tentang cost effective, asus FX553VD ini jawabannya.
Diberdayakan oleh Blogger.

Item Promo dari :