Asus kembali merefresh Line-up produk Laptop mereka yag berbasis AMD APU. Dan refresh yang dilakukan Asus kali ini menyentuh tak hanya spesifikasi, tapi juga tampilan agar terlihat lebih menarik. Yang saya review kali ini bukan yang membekal SoC tertinggi dari jajaran Carrizo, tapi hal ini justru menarik karena sebelumnya, saya punya data performa AMD FX8800P hasil review Acer E5-552G. Dan berikut review Asus X555DG – XX133D


Tahun lalu, pasti sudah pernah membaca review X550ZE yang dibekali SoC AMD APU FX series dari generasi Kaveri. Kala itu, AMD belum menurunkan AMD Crimson yang pada review kali ini cukup membantu mengakselerasikan perforam SoC AMD APU dalam Asus X555DG.

AMD A10-8700P


AMD A10-8700P adalah SoC APU Quad Core menengah berbasis Carrizo untuk laptop kelas mainstream. Di dalamnya terdapat dua modul CPU Excavator. Satu modulnya berisi 4 integer dan 2 unit FP yang dihitung sebagai 4 buah compute core. Kontroler memori-nya mendukung dual channel hingga kapasitas 16GB DDR3 up to 2133MHz. Sedangkan kartu grafis onboardnya adalah Radeon R7 dengan 6 compute core (384 shader). Yang digunakan pada Asus X555DG sendiri adalah versi A10 8700P tanpa pembatasan cTDP, yang artinya A10 8700P di dalam bisa mengkonsumsi hingga 35 watt dan berlari hingga 3.2Ghz.

Dual Graphic AMD Radeon R6 M340DX


Adalah display SKU untuk paduan AMD Radeon R6 Carrizo dan dedicated Radeon R5 M330. Keduanya adalah GPU yang ber-memory interface 64-bit. Seperti pendahulunya pada AMD APU A10 versi Kaveri, di real test, performa onboard GPU-nya, yakni Radeon R6 Carrizo dengan VRAM 512MB lebih powerfull di banding Radeon R5 M330 yang notabene GPU dedicated dengan VRAM 2GB dedicated juga.

Design


Sepintas, keseluruhan design nyaris serupa dengan seri terdahulunya, design barebone Asus X555DG masih menggunakan konsep cangkang kerang khas Asus dengan sisi membulat di ke emapt ujungnya. Menurut pemmzchannel, dengan dimensi 38.2 x 25.6 x 2.58 cm (WxDxH), Asus X555DG ini lebih tipis dari X550ZE. Tapi, kenapa di web resmi ketebalannya malah lebih tebal DG ya?. Asus memang jagonya membuat tampilan laptop mereka terlihat slim. Ditambah shape ke arah dalam pada bagian bottom case, sepintas laptop ini terlihat lebih tipis lagi.



Untuk LCD cover, masih menggunakan desain 3D circle dan material plastik yang sama dengan X550ZE.  Dengan bobot kurang lebih 2,5KG, Asus X555DG belum menawarkan sisi handling yang terbaik dibanding beberapa laptop multimedia 15.6-inch sekelasnya. Dari sisi bobot memang tak berkurang banyak dibanding Asus X550ZE terdahulu.


Workstation

Ada beberapa perubahan dari tampilan workstation Asus X555DG ini. Tombol power yang saat ini berkelir hitam dan satu lagi adalah, berpindahnya posisi led status indikator dari kiri ke kanan. Yang saya pribadi kurang suka, posisi led indikator malah di pindah ke sisi bottom case. Jadi tidak terlihat lagi di permukaan workstation. Yang tak berubah adalah ciri khas upper casenya yang tetap membal saat kita menggunakan keyboard. Sekali lagi terlihat bahwa area tengah di bagian bawah keyboard merupakan area kosong, padahal sudah ditambahkan beberapa penyangga berbahan rubber untuk mengurangi hal ini.

Port & Connectivity


Poin ini juga terdapat beberapa perubahan, dan kesemua perubahannya menurut kami ke arah yang lebih baik. Pertama, exhaut system yang saat ini di arahkan kebelakang membuat posisi beberapa port di sebelah kiri naik ke atas. Di sebelah kiri anda bisa temukan charging port, RJ45 cable networking port, D-Sub, HDMI port dan 2 buah port USB 3.0. Sedangkan SD Card reader, Combo audio port, sebuah port USB 2.0 dan DVD-Super Multi drive dapat anda akses di sebelah kanan. Karena SD Card sudah dipindah ke samping kanan, bagian depan dan belakang jadi bersih dari akses port ataupun connectivity.

Display Panel

 Karena laptop ini menawarkan performa hardware kelas menengah, Asus tetap mempertahankan resolusi HD pada bidang LCD 15.6-inch X555DG. Tentang fitur IPS juga lapisan matte, pemmzchannel rasa itu lebih kearah target pasar yang tak boleh lewat dari angka 8 juta. Panel buatan Chi Mei dengan kode CNM N156bge-e42 lebih oke dibanding LG Philips pada Asus X550ZE dari dua sisi. Pertama, kualitas brightness, dan kedua black levelnya. Ini tentu lebih membantu saat bermain game yang banyak memiliki scene gelap. Untuk saturasi warna pemmzchannel lihat tak ada perbedaan.

Performace
Dengan arsitektur baru yang menawarkan performance per cycle jauh lebih efisien, harapannya AMD A10 7800P dengan 4 core bisa menjadi solusi yang lebih baik untuk melawan dominasi core i5 di segmen menengah. Tapi beberapa aplikasi benchmark berbasis 64-bit, hasil benchmark AMD A10 8700P hanya mampu memberi skor yang setara dengan pentium mobile. Bahkan untuk pengujian extrak file, performanya kurang bisa diandalkan, hanya setara mobile Celeron.

Sedangkan untuk gaming, Asus X555DG ini cukup mumpunilah melahap battlefield 4 dengan kualitas grafis medium dan resolusi HD di rata-rata 31.7 FPS. Untuk PES 2016, amat sangat lancar dengan 58.6 fps di seting medium. Sedangkan untuk game seperti Witcher III, tidak playable di laptop ini dengan rata-rata fps hanya 18.7 di seting grafis terendah. Angka-angka di atas tadi menunjukan bahwa performa GPU Asus X555DG ini jauh meninggalkan performa laptop dengan intel core i5 versi broadwell.

Upgrade Option


Dengan ditanamnya RAM utama, otomatis hanya tersisa 1 slot bagi anda yang ingin meningkatkan performa Asus X555DG ini dari sisi RAM. Seperti yang sudah-sudah, sebaiknya anda tambah saja dengan kapsitas dan spesifikasi yang serupa dengan RAM onboardnya. Itu lebih terjangkau dengan performa yang tak berbeda jauh di banding anda tambah sekeping 8GB pada slot kedua. Untuk storage, Asus X555DG tak memberi banyak opsi selain mereplace HDD standar 1TB 5400 rpm-nya dengan SSD 2,5-inch. Jelas sekali, laptop ini untuk anda yang tak punya rencana untuk upgrade besar-besaran.

Cooling System


Walau tetap menggunakan single fan, tapi dengan design exhaust yang saat ini diarahkan kebelakang, Asus X555DG menawarkan area kerja yang lebih nyaman bagi penggunanya. Pada Asus X555DG ini, Fan dan heatpipe dibuat lebih minimalis. Bisa jadi hal ini dipengaruhi oleh arsitektur Carrizo yang jauh lebih efisien dalam bekerja. Hingga tak terlalu membutuhkan fan, ukuran dan jumlah heatpipe seperti seri Kaveri. Selama benchmarking, suhu rata-rata saat kondisi dihajar full load adalah 91 derajat celcius. Yang patut di acungi jempol adalah, menurut HW Monitor, arsitektur Carrizo ini bisa turun dibawah 40 derajat saat idle.

Conclussion
Dengan budget 7 juta, Asus X555DG ini menawarkan laptop multimedia dengan kemampuan gaming yang cukup baik. Tentunya bukan gaming kelas atas dan itupun anda harus meluangkan sedikit waktu untuk mengutak-atik Radeon Seting bawaan driver Crimson AMD. Tapi jika anda bisa melewati hal tersebut, pemmzchannel yakin, kamu tidak akan sekecewa saat mengharap performa dual grafis generasi AMD APU terdahulu.


Untuk kemampuan office dan online, Asus X555DG ini juga sudah bisa anda andalkan. Dengan test membuka banyak halaman di browser modern plus memutar video, hanya sesekali saja laptop ini terbatuk-batuk, selebihnya smooth.


So, seperti biasa ya bro. Jangan langsung menjudge terlalu dalam dulu. Sebab sepengalaman kami, laptop berbasis AMD buatan Asus terutama, memiliki kemampuan terpendam yang masih bisa digali di kemudia hari. Terbukti, Asus K55DR yang dulu selalu mendapat review negative, saat ini mulai bisa di tingkatkan performanya. Thanks untuk AMD Crimson yang mengerti sekali kebutuhan gaming para pecinta AMD.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Item Promo dari :